Membangkitkan Potensi Anak Usia Dini
Membangkitkan potensi anak usia dini berarti mengidentifikasi dan merangsang kemampuan, bakat, minat, dan keunikan masing-masing anak pada tahap perkembangan mereka. Ini melibatkan upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan pengembangan holistik anak dalam berbagai aspek, termasuk fisik, kognitif, sosial, dan emosional.
Adapun beberapa cara untuk membantu membangkitkan potensi anak usia dini yaitu:
- Mengamati dan mendengarkan : orang tua harus memperhatikan minat dan kecenderungan anak, dengarkan apa yang mereka katakan dan amati bagaimana mereka berinteraski dengan lingkungan sekitar.
- Memberikan pengalaman : orang tua atau guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba berbagai aktivitas dan pengalaman. Ini bisa meliputi bermain, berkreasi, eksplorasi alam, dan berinteraksi dengan berbagai kenis orang dan lingkungan.
- Memberikan dukungan : kita sebagai guru dan orang tua harus memberikan dukungan yang positif dan penuh kasih untuk membantu anak merasa percaya diri dalam menjelajahi minat dan bakat mereka. Berikan dorongan dan pujian yang membangun untuk setiap usaha dan prestasi mereka.
- Menyediakan lingkungan yang merangsang : kita harus menciptakan lingkungan dirumah atau disekolah yang menyediakan banyak kesempatan untuk belajar dan bereksperimen. Sediakan berbagai
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai pada usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak menjadi memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini adalah merupakan individu yang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan dunia anak mengakibatkan perlunya strategi untuk anak yang khas juga. Ada anak yang cepat dalam perkembangannya, namun ada juga anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Kondisi tersebut menuntut pamong atau pendidik anak usia dini untuk bertindak secara bijak, sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kepribadian anak.
- Orientasi Pembelajaran anak usia dini
Pada anak usia dini anak menyimpan raa ingin tahu yang tinggi. Untuk itu perlu perhatian yang tidak hanya mengejar prestasi saja, namun orientasi belajar yang mengembangkan sikap dan minat belajar serta merangsang berbagai potensi dan kemampuan dasar anak. Orientasi pencapaian prestasi akademik boleh dilakukan, asal dengan tidak dengan unsur paksaan.
Orientasi belajar lebih baik mengarah pada pengembangan sikap mental yang positif, sehingga anak akan mampu mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi, semangat belajar menyala-nyala, gemar membaca, mampu mengembangkan kreativitas diri dan memiliki dorongan yang kuat untuk terus mengembangkan dir dari pada hanya mnegejar skor semata.
2. Metode Pembelajaran anak usia dini
Strategi pembelajaran yang diterapkan untuk anak usia dini perlu disesuaikan dengan kekhasan yang dimiliki anak. Penggunaan metode pembeljaran yang tepat dan sesuai dengan karakter anak akan memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif anak. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah bermain sambil belajar. Belajar melalui bermain merupakan pendekatan yang mudah diikuti anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan penegrtian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan, maupun mengembangkan imajinasi anak. Bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak. Bermain dilakukan anak dengan suka rela tanpa paksaan atau tekanan dari luar.
3. Peran Pendidik
Pendidik memiliki peran yang sangat srategis dalam membantu mengembangkan potensi anak. Ada beberaoa peran yang perlu dilakukan oleh pendidik dalam menanamkan nilai pada anak antara alain: a) mengembangkan keteladanan, b) kesabaran, c) kesiapan, d) kasih sayang e) kecakapan, f) memilih/menunjukkan respon positif, g) memahami kemampuan anak, h) belajar berdasar pengalaman, i) menumbuhkan sikap kompetisi dan j) membaisakan yang baik.
Secara operasional langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengelolaan anak sebagai berikut:
Keteladanan, keteladanan yang baik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengembangan potensi anak. Anak akan berusaha meniru atau mengikuti pengalaman, pengetahuan dan kebiasaan sikap dan perilku pendidiknya. Pada saat anak mulai tumbuh dan berkembang, mereka selalu berusaha merekam peristiwa, sikap, pembicaraan, perilaku yang dilihat, didengar dan dirasakan. Pendidik yang menggeluti dalam pendidikan anak usia dini, hendaknya mampu menunjukkan keteladanan pada anak didiknya, baik menyangkut kemampuan membaca, spoan santun, berbicara, etika berpakaian, pengetahuan, hafalan, maupun kepribadiannya.
Kesabaran, kesabaran merupakan wujud keistimewaan seorang pendidik dalam mengelola anak-anak bersikap dan berpola pikir positif pada anak salah satu wujud kesabaran seorang pendidik. keanekaragaman kondisi fisik, sosial ekonomi dan kepribadian anak sering menimbulkan berbagai sikap dan perilaku yang ditunjukan oleh anak. Sikap dan perilaku anak terkadang menyimpang dari norma atau selera pendidik. Kondisi tersebut sering menimbulkan "kejengkelan" atau perasaan tidak suka pada anak. Menerima kondisi demikian, pendidik dituntut memiliki kesabaran.
Kesiapan, dalam menghadapi keanekaragaman anak, serang pendidik mau tidak mau harus selalu siap mengahdapi reaksi anak mengenai berbagai hal yang sedang di alami, dilihat, didengar, dan dibaca. Pendidik hendaknya tidak merasa terganggu, gagap dan terkjut oleh sikap dan perilku anak yang memiliki sikp kreatif dan kritis. Agar selalu merasa siap, seorang pendidik hendaknya memiliki kemampuan metode didaktik dan menguasai materi yang dipelajari.
Kasih sayang, kasih sayang merupakan modal dasar dalam proses pembelajaran. Kasih sayang merupakan wujud ikatan yang didasari dengan perasaan saling menyayangi antara dua insan yang saling berinteraksi. Pembelajaran yang dilandasi rasa kasih sayang akan melekatkan materi dan sistem nilai dalam diri anak secara mendalam. belaian kasih sayang dan sikap lemah lembut pendidik akan menumbuhkan kesadaran dan motivasi anak untukterus belajar.
Kecakapan, kecakapan adalah kecakapan yang dimiliki seorang untuk berani mengahadapi problema dan kreatif mencari tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari sera menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Kecakapan dalam hal ini, kemampuan pendidik dalam mengelola anak didik melalui berbagai metode yang sesuai dan memilih materi yang sesuai dengan kemampuan /karakteristik anak, misalnya: 1) untuk melatih ingatan anak dalam membaca atau menghafal dilakukan dari hal-hal yang paling mudah bagi anak, dan dilakukan secara berulang dengan melibatkan indera yang dimiliki anak secara optimal, 2) membantu mengembangkan sikap kreatif kritis dilakukan dengan merangsang anak untuk bertanya mengenai apa, mengapa, bagaimana, oleh siapa, untuk apa, kapan yang bersifat analitis terhadap suatu obyek/bacaan, benda, atau peristiwa. lebih dari itu pendidik memiliki sikap terampil dan cekatan dalam mengahadapi kondisi anak.
memilih waktu yang tepat, kepekaan pendidik dalam memilih waktu yang tepat dalam memberikan bimbingan atau nasehat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh anak memiliki peran yang sangat penting bagi anak. Materi yang diberikan akan diterima dengan senang hati dan penuh kesadaran, sehingga anak mudah mengingat dan menerimanya. Misalnya: diawal dan diakhir pelajaran, anak-anak diajak mengulang pelajaran materi sebelumnya yang bersifat ingatan/hafalan.
Sesuaikan dengan kemampuan akal anak. Sebelum program pembelajaran dilakukan, biasanya dilakukan berbagai macam persiapan dengan menyusun perencanaan pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan tersebut, pendidik hendaknya memperhatikan kemampuan seimbang dikumpulkan jadi satu kelompok yang beranggotakan maksimal 6 anak. Berkumpulnya anak dalam kemampuan yang seimbang akan memudahkan mereka berkomunikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Belajar berdasar pengalaman, bahwa sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke arah kematangan. Dalam perjalanannya, seorang individu mengalami dan mengumpulkan berbagai pengalaman pahit getirnya kehidupan, dimana hal ini menjadikan seorang individu sebagai sumber eblajar yang demikian kaya, dan pada saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar dan memperoleh pengalaman baru.