Perilaku Kemandirian Anak Usia Dini
A. Pengertian kemandirian Anak
Dengan menanamkan kemandirian akan menghindarkan anak dari sifat ketergantungan pada orang lain, dan yang terpenting dalam menumbuhkan keberanian anak dilakukan dengan memberikan motivasi pada anak untuk terus mengetahui pengetahuan-pengetahuan baru melalui pengawasan orang tua.
Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. kemandirian anak-anak terlihat ketika anak menggunakan pikirannya sendiri dalam mengambil berbagai keputusan; dari memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, memilih perlengkapan belajar yang ingin digunakannya, memilih teman bermain, sampai memutuskan hal-hal yang relatif lebih rumit, dan menyertakan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang lebih serius.
Tumbuhnya kemandirian pada anak-anak bersamaan dengan munculnya rasa takut (kekhawatiran) dalam berbagai bentuk dan intensitasinya yang berbeda-beda. Rasa takut dalam hal yang wajar dapat berfungsi sebagai "emosi perlindungan" (protective emotion) bagi anak-anak, yang memungkinkannya mengetahui kapan waktunya meminta perlindungan kepada orang dewasa atau orang tuanya.
Anak yang mandiri adalah anak yang memiliki kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi sehingga dalam setiap tingkah lakunya tidak banyak menggantungkan diri pada orang lain, biasanya pada orang tuanya. Anak yang kurang mandiri selalu ingin ditemani atau ditunggui oleh orang tuanya baik pada saat sekolah maupun pada saat bermain, kemana-mana harus ditemani orang tua atau saudaranya. Berbeda dengan anak yang memiliki kemandirian, yang berani memutuskan pilihannya sendiri, tingkat kepercayaan dirinya lebih tampak, serta mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman bermain maupun orang asing yang baru dikenalnya.
Adapun upaya mengembangkan kemandirian pada anak dengan memberikan kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas yaitu, sebagai berikut:
1. Anak-anak didorong agar melakukan didorang agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari
yang ia jalani, seperti mandi sendiri, gosok gigi, makan sendiri, bersisir, dan berpakaian segera
setelah mereka mampu melakukan sendiri.
2. Anak diberi kesempatan sesekali mengambil keputusan sendiri, seperti memilih baju yang akan
dipakai.
3. Anak diberi kesempatan sesekali mengambil keputusan untuk bermain sendiri tanpa ditemani
sehingga terlatih untuk mengembangkan ide dan berpikir untuk dirinya. Anak agar tidak terjadi
kecelakaan maka atur ruangan tempat sehingga tidak ada barang yang membahayakan.
4. Biarkan anak mengerjakan segala sesutau sendiri walaupun sering membuat kesalahan.
5.Ketika bermain bersama bermainlah sesuai keinginan anak. Akan tetapi, apabila anak tergantung
pada kita maka beri doroangan untuk berinisiatif dan dukung keputusannya.
6. Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan dan idenya.
7. Melatih anak untuk mensosialisasi diri sehingga anak belajar mengahapi problem sosial yang
lebih kompleks. Apabila anak ragu-ragu atau takut cobalah menemaninya terlebih dahulu
sehingga anak tidak terpaksa.
8. Anak yang lebih besar, mulai ajak anak untuk mengurus rumah tangga, seperti menyiram
tanaman, membersihkan meja, dan menyapu ruangan.
9. ketika anak mulai memahami konsep waktu dorong mereka untuk mengatur jadwal pribadinya,
Seperti kapan akan belajar, dan bermain. Orang tua bisa mendampingi dengan menanyakan
alasan-alasan pengaturan waktunya.
10. Anak-anak juga perlu diberi tanggung jawab dan konsekuensinya jika tidak memenuhi tanggung
jawab. Hal ini akan membantu anak mengembangkan rasa keberartian sekaligus disiplin.
11. Kesehatan dan kekuatan biasanya berkaitan juga dengan kemandirian sehingga perlu memberikan
menu yang sehat pada anak dan ajak anak untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.
Kemandirian sangat dipenagaruhi oleh kepercayaan diri. Dalam riset terbaru mengenai perkembangan
kepercayaan diri dan kepercayaan antara anak dengan orang tua ditemukan bahwa anak merasa aman maka anak akan mempelajari keterampilan baru, dan berhubungan dengan orang lain, serta memiliki kepercayaan lebih bahwa mereka cukup kompeten untuk menghadapi lingkungan yang baru.
Pujian (praise) dapat memberikan pemebelajaran yang telah diberikan, pertumbuhan, dan perilaku yang bermanfaat bagi anak ketika memasuki dunia dan berinteraksi dengan anak-anak, serta orang dewasa lainnya. Hasil riset menunjukkan bahwa anak-anak yang diberikan pujian dengan benar, ia semakin terdorong untuk belajar lebih, dan dapat menikmati kerja sama yang terjalin antara dirinya dengan orang tuanya.
Anak yang biasa diberikan pujian dengan benar dan dapat lebih menerima masukan dari orang tuanya. Pujian hanya diberikan jika anak telah melakukan pekerjaan dengan baik. Tujuan pujian, bukanlah untuk membuat anak senang, melainkan untuk menekankan bahwa pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik. Dengan pujian, anak akan tahu ia telah melakukan sesuatu dengan benar dan baik. Kasih sayang dan cinta merupakan unsur penting menjadi orang tua. Rasa dicintai dan disayangi membuat anak merasa aman dan ingin menyenangkan orang tuanya.
https://rsjlawang.com/news/detail/331/kemandirian-anak-usia-dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar